This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

Tuesday, 17 February 2015

RELATIONSHIP MARKETING

RELATIONSHIP MARKETING:  Membangun Keunggulan Bersaing Melalui Positioning – Branding –Diferensiasi 
Posting : Habibi Malik, S.Ikom
Relationship marketing merupakan paradigma yang berkembang pesat pada saat ini, karena para pelaku bisnis menyadari bahwa untuk mengembangkan dan mempertahankan suatu bisnis, tidak hanya dengan mendapat customer yang banyak tetapi juga bagaimana caranya memeliharanya dan mempertahankan customer tersebut sehingga loyal terhadap perusahaan.  Perusahaan yang mempunyai konsumen loyal akan memberikan manfaat besar dalam bentuk repeat buying dan memberikan rekomendasi kepada konsumen lain. Tiga konsep manajemen pemasaran penting yang dapat mendukung implementasi relationship marketing yaitu melalui  Positioning-Branding-Diferensiasi.

Positioning
Tingginya tingkat persaingan dan begitu banyaknya  informasi mengenai produk dan jasa dapat menyebabkan melemahnya positioning suatu organisasi dibenak konsumen. Konsep mengenai positioning pertama kali diperkenalkan oleh  Ries dan Trout (2001), “Positioning starts with a product. A piece of merchandise, a service, a company, an institution or even person, but positioning is not what you do to product. Positioning is what you do to the mind of aspects”. Menurut Kotler dan Keller (2009) posisi produk merupakan seperangkat rumit atas persepsi, kesan dan perasaan konsumen terhadap produk dan jasa tertentu  dibandingkan dengan produk pesaing. Untuk itu perlu dilakukan langkah strategis untuk dapat menciptakan positioning yang kuat dibenak konsumen. Positioning berkontribusi terhadap penciptaan keunggulan bersaing yang strategik bagi suatu organisasi seperti yang dinyatakan oleh Bradley(2010), positioning is close related to the deductive process, because it is the result in the mind of customer, or key stakeholder. Positioning contributes to the competitive advantage. Jadi jika suatu  organisasi tidak dianggap penting dimata konsumen, kelangsungan hidupnya dapat terancam.
Konsep positioning ini menjawab pertanyaan penting yaitu how can business position is offered so that customers in the target market perceive it as providing the desired benefits, thereby giving it an advantage over current and potential competitors. Artinya untuk mengetahui bagaimana positioning di pasar diperlukan pemahaman mengenai “ who is customer” buying criteria “ dan “ how competitor performance”. Untuk itu perlu dilakukan analisis mengenai kekuatan dan keunggulan pesaing, sehingga dapat diketahui bagaimana posisi  setiap pesaing dimata yang dipersepsikan dibenak konsumennya.

Organisasi dituntut untuk dapat menciptakan  positioning yang efektif, jika tidak maka dapat membingungkan konsumen. Jika dirasakan perlu organisasi melakukan repositioning seperti yang dikemukakan oleh Bradley, 2010, Mc Carthy, Perrelaut J.R, William D, 2013 Some companies reposition to take market share from competitors represent a deliberate attempt to attack other company’s product or service, while others do it to avoid direct competition by moving into alternative market segments which are attractive. Repositioning usually occur because of declining and stagnant sales or because of anticipating opportunities in other market position. Organisasi perlu melakukan reposisi terhadap produk/jasanya untuk memenuhi ‘emerging needs/wants,ini memerlukan re-targeting kepada konsumen baru. Tetapi re-positioning ini bukan merupakan sesuatu yang mudah dan bisa membahayakan organisasi seperti yang dinyatakan Bradley (2010) there are dangers in repositioning, especially when the company moves too far from the original position. A repositioning strategy should not confuse the consumer. Repositioning is often difficult to accomplish because of entrenched perceptions about attitudes toward products and services.

Al Ries dan jack Trout (2001) menyatakan bahwa keberhasilan organisasi adalah “menciptakan sesuatu dibenak konsumen dan fokus produk/jasa ”. Untuk itu organisasi harus secara efektif memposisikan produk/jasanya dalam persepsi konsumennya. Keberhasilan positioning sangat tergantung pada  bagaimana organisasi secara efektif mengkomunikasikan serta menyampaikan posisi yang dipilih kepada target sasarannya. Rambat (2009) menyatakan bahwa positioning merupakan strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk/jasa/merek/nama organisasi  mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk/jasa/merek/nama organsasi lain dalam bentuk hubungan assosiatif.
Sehubungan dengan strategi komunikasi, maka positioning harus didukung oleh pernyataan positioning yang mencerminkan citra dalam bentuk hubungan assosiatif yang mencerminkan karakter produk dan jasa. Untuk mengembangkan pernyataan positioning ada beberapa cara yaitu memposisikan produk berdasarkan atribut, perbedaan produk/jasa, manfaat, pemakaian, kategori produk, pesaing dan imajinasi.
Untuk memperkuat positioning, organisasi perlu melakukan cara-cara untuk menonjolkan diri  melalui diferensiasi tawarannya dengan membangun sejumlah keunggulan bersaing yang menarik perhatian konsumen. Kotler dan Keller (2009) menyatakan diferensiasi adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran organisasi dengan tawaran pesaing. Organisasi dapat mendiferensiasikan tawarannya dengan membangun brand yang kuat yang terefleksi melalui produk, pelayanan dan personalia.

Brand
            Brand merupakan kekayaan perusahaan yang sangat bernilai. Hal penting perlu dipahami bahwa brand mempunyai arti mendalam yang tidak hanya   sekedar “a logo, slogan, catchy saying, mission statement atau publicity campaign”. Tetapi brand adalah  kepercayaan dan kredibilitas perusahaan. kedua hal itu sangat penting dipahami oleh para pelaku bisnis karena secara nature manusia mau terikat secara emotional dengan seseorang seperti sahabat, kekasih karena ada kesamaan value dan perilaku sehingga dapat menciptakan  strong relationship untuk memperkuat brand preference dalam benak konsumen dan menciptakan lasting loyalty.
Menciptakan  brand yang sukses perlu proses yang sama dimana perusahaan harus menciptakan emotional brand dengan konsumen. Ingat bahwa brand 70% emosional dan 30% logical. Karen Post (pada AAker, 2010) mengemukakan “A brand as a Brain Tattoo is a psychological impression of value-based emotions, lodged on the mind of a buyer or prospect”.  Untuk memenangkan  mind share konsumen perusahaan  harus dapat menciptakan sesuatu yang bersifat personal, intimate value oleh karena itu pelaku bisnis harus mengembangkan brand strategi secara hati-hati.
Untuk dapat membangun brand yang tangguh atas dasar konsepsi emotional brand maka aspek relationship menjadi hal penting. Bahwa keberhasilan bisnis harus didukung oleh aktivitas yang tidak hanya sekedar transaksi jual dan beli tetapi lebih dari itu, bahwa membina good relationship untuk dapat menciptakan  loyalitas merek adalah “where the gold is”. Dimana tingkatan loyalitas konsumen tidak hanya berada pada posisi satisfied buyer yaitu pembeli yang puas tetapi sampai pada committed buyer. Aaker (2010) menyatakan committed buyer adalah pelanggan yang setia, mempunyai kebanggaan  dalam menemukan dan menjadi pelanggan dari suatu merek. Pada saat ini committed buyer untuk beberapa produk/jasa membentuk komunitas yang menjadi wadah bagi mereka untuk bersosialisasi  dan berdiskusi untuk saling mendapatkan informasi. Untuk itu perusahaan harus mengarahkan dan mengembangkan strategi branding  dengan cara: memahami siapa yang menjadi konsumen (knowing your customer), menawarkan produk/jasa yang unik (unique Product), memberikan pengalaman (deliver great experience) kepada konsumen dan mengkomunikasikan brand (Communicate brand).

Diferensiasi
Diferensiasi berkontribusi dalam mengembangkan keunggulan bersaing, sehinggal organisasi perlu mengembangkan strategi diferensiasi yang efektif. Aaker (2010) menyatakan bahwa keberhasilan diferensiasi harus mengandung tiga karakteristik yaitu: generate product value, provide perceive value dan be difficult to copy. Jadi strategi diferensiasi yang berhasil jika dapat memberikan value (nilai) kepada konsumen. Perbedaan diperlukan antara nilai yang diharapkan dan yang dirasakan. Nilai menjadi important point of differentiation dilihat dari perspektif konsumen yang dapat memperkuat branding  menjadi lebih berarti, dipercaya dan selalu diingat oleh konsumen. Kemudian diferensiasi harus mengandung arti sulit untuk ditiru sehingga dapat digunakan secara sustainable. Untuk itu organsisasi harus melakukan investasi yang optimal dibidang penelitian dan pengembangan. Selanjutnya Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa dalam mengembangkan diferensiasi perlu hati-hati karena tidak semua perbedaan meaningful. Untuk itu diferensiasi yang efektif dikembangkan jika memenuhi kriteria: penting, mempuyai keunikan/kas, unggul sulit ditiru, dapat dikomunikasikan, profitable dan harga terjangkau. 

Pembahasan
Positioning dan diferensiasi yang kuat akan memperkokoh brand organisasi. Brand merupakan kekayaan institusi/perusahaan yang sangat bernilai. Hal penting perlu dipahami bahwa brand mempunyai arti mendalam yang tidak hanya  sekedar “a logo, slogan, catchy saying, mission statement atau publicity campaign”. tetapi brand adalah  kepercayaan dan kredibilitas institusi/perusahaan. Lebih dari itu merek adalah janji institusi/perusahaan untuk secara konsisten memberikan features, benefits dan service kepada para stakeholders. Dan janji inilah yang membuat mereka  mengenal merek satu institusi lebih dari merek yang lain. Kenyataannya, sekarang ini karakteristik unik dari pemasaran modern bertumpu pada penciptaan merek-merek yang bersifat membedakan (different) sehingga memperkuat brand image perusahaan/institusi. Untuk mengkomunikasikan brand image kepada stakeholders dapat dilakukan melalui kegiatan pemasaran seperti promosi (iklan, publisitas), harga, distribusi suatu produk/jasa yang ditawarkan. Stakeholders memperoleh informasi mengenai merek satu institusi berasal dari: sumber pribadi, komersial, umum dan pengalaman lampau.

Berdasarkan pengamatan, pada saat ini sedang terjadi perang merek antar perusahaan melalui penerapan marketing mix yang sangat gencar dengan tujuan untuk membangun ekuitas merek yang kuat. Ekuitas merek sangat mempengaruhi profitabilitas yang tinggi dan revenue potensial dimasa yang akan datang. Ekuitas merek merupakan asset yang paling penting sebagai dasar keunggulan bersaing yang berkesinambungan di era global.

Secara umum, ekuitas merek dapat menambah atau bahkan mengurangi  nilai bagi para pengguna jasa dan bagi institusi. Oleh karenanya agar bisa memberikan nilai, ekuitas merek harus dikelola dengan memperhatikan dimensi-dimensi penting antara lain brand loyalty, name awareness, perceived quality, asosiasi merek serta aset-aset merek yang lain.  Untuk dapat membangun brand yang tangguh atas dasar konsepsi ekuitas merek maka perlu mengelola ekuitas merek dan peranannya dalam memberikan nilai bagi institusi. Diharapkan dengan memiliki ekuitas merek yang kuat, akan dicapai firm equity yang keberhasilannya dapat dilihat dari: pangsa pasar, penjualan, kepuasan stakeholders dan profitabilitas institusi.

References
Aaker. A David dan Erich J, 2010, The Lure Of Branding, Harvard Business Review.
Al Ries, Jack Trout, 2001, Positioning: The Battle for your mind, Salemba 4, Jakarta
Kotler, Philip, dan KL. Keller, 2009, Marketing Management, Person International, Prentice Hall- New Jersey, 14 Edition.
Bradley. Frank, (2010), Marketing Management: Providing, Communicating, and Delivering Value, London Prentice Hill. Third Ed.
Mc Carthy. R. Jerome, Perrelaut JR, William D, (2013), Basic Marketing: A Global Mangarial Approach, Boston, Irwin, Mc Graw – Hill.

Saturday, 7 June 2014

Teknik Penulisan Artikel

Teknik Penulisan Artikel

Oleh: Habibi Malik

Mulailah menulis satu kata, lalu satu kalimat, kemudian satu paragraf 
selanjutnya satu halaman, sampai akhirnya menjadi satu buku…

A. PENGERTIAN ARTIKEL
·         Karya tulis yang disusun untuk mengungkapkan PENDAPAT seorang penulis atas suatu FAKTA/DATA/ PENDAPAT orang lain berdasarkan rangkaian LOGIKA tersendiri.
·         Tulisan lepas berisi opini seseorang yang MENGUPAS tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya AKTUAL dan atau KONTROVERSIAL dengan tujuan untuk memberitahu (INFORMATIF), memengaruhi dan meyakinkan (PERSUASIF ARGUMENTATIF), atau menghibur khalayak pembaca (REKREATIF).
B. KARAKTERISTIK ARTIKEL
·         Ditulis dengan atas nama (by line story)
·         Mengandung gagasan aktual dan atau kontroversial
·         Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian besar khalayak pembaca.
·         Ditulis secara referensial dengan visi intelektual
·         Disajikan dalam bahasa yang hidup, segar, populer, komunikatif
·         Singkat dan tuntas
·         Orisinal
C. STRUKTUR ARTIKEL
·         Judul
·         Alinea Pembuka (Lead)
·         Alinea Penjelas (Batang Tubuh)
·         Alinea Penutup (Ending)
D. CARA MENULIS ARTIKEL
1.       Pilih tema
2.       Tentukan judul (bisa juga ditentukan belakangan)
3.       Susun alinea pertama
4.       Uraikan tema dalam beberapa alinea penjelas (tergantung panjang-pendek tulisan)
5.       Perhatikan format/gaya penulisan (ilmiah atau populer?)
6.       Eksploitasi data/ referensi penting
7.       Simpulkan pendapat dalam alinea penutup (jadilah draf awal artikel)
8.       Edit ulang draf awal (judul bisa ditentukan saat ini)
9.       Draf final artikel (langsung dikirimkan ke media massa, atau dimintakan pendapat orang lain sebagai proof reader)
1. Memilih Tema
·         Eksplorasi gagasan seluas mungkin (banyak membaca, mendengar, berdiskusi)
·         Pilih tema yang relevan dengan minat/ bidang kompetensi
·         Pilih tema yang aktual (sedang hangat dan jadi perbincangan publik)
·         Tentukan sikap atas tema/masalah yang akan dibahas (pro atau kontra?)
2. Memilih Judul
·         Judul mewakili tema yang akan dibahas atau pendapat yang akan diajukan
·         Singkat (3 – 5 kata) dan padat (sarat makna)
·         Menarik dan menggugah orang untuk membaca tulisan secara keseluruhan
·         Gunakan istilah/idiom populer
3. Susun Alinea Pertama
·         Satu alinea biasa mengandung satu pokok pikiran
·         Uraikan inti masalah dengan singkat (3-5 kalimat)
·         Alinea pertama mengandung pokok pikiran UTAMA atau tesis yang akan dipertahankan
·         Sifatnya, apakah menanggapi opini orang lain atau mengajukan opini tersendiri
·         Pilihan bentuk alinea bervariasi
4. Susun Alinea Penjelas
·         Uraikan pokok pikiran utama (main idea) menjadi beberapa pokok pikiran penunjang/ turunan
·         Setiap pokok pikiran itu disusun dalam alinea tersendiri
·         Hubungkan satu alinea dengan alinea selanjutnya dengan jembatan pikiran (bridging) yang kuat
·         Hubungan antar alinea bisa bersifat:
- kronologis (waktu)
- spasiologis (ruang)
- kausalitas (sebab-akibat)
5. Mengolah Gaya Penulisan
·         Ada tiga gaya utama:
1. Deskripsi, memerikan fakta apa adanya secara detail
2. Narasi, menguraikan fakta secara kronologis/ spasiologis
3. Argumentasi, menjelaskan fakta dan sebab-akibat yang melatarinya
·         Kembangkan gaya yang cocok dengan karakter penulis atau tema yang dibahas
·         Setiap gaya memiliki efek yang berbeda kepada pembaca
6. Eksploitasi Data atau Rujukan
·         Data penting untuk memperkuat tesis yang diajukan
·         Referensi penting untuk menunjukkan bahwa semua pendapat yang sama/ berbeda sudah dipertimbangkan
·         Kutipan data/referensi dalam format sederhana, karena panjang artikel terbatas
7. Simpulkan Pendapat dalam Alinea Penutup
·         Simpulkan uraian yang terdapat dalam Alinea Penjelas dalam alinea penutup
·         Konfirmasi Alinea Penutup/Simpulan dengan Alinea Pertama/Pendapat Awal yang telah diajukan
·         Gunakan kalimat yang menggugah, bukan memaksakan kehendak
·         Buka kesempatan orang lain untuk berbeda pendapat, bukan merasa benar sendiri
8. Mengedit Tulisan
·         Selesaikan Draf Awal tulisan, apapun bentuknya, jangan ditunda-tunda
·         Endapkan tulisan awal selama beberapa waktu, lalu cari inspirasi/kesibukan, namun tetap perhatikan deadline/batas tenggat
·         Tinjau ulang Draf Awal dan periksa dari segi substansi, struktur argumentai atau gaya penulisannya
·         Lakukan koreksi mulai dari yang mudah: standar bahasa, validitas data/referensi hingga yang sulit keandalan argumentasi
9. Menyebarkan/ Memasarkan Tulisan
·         Kirimkan draf tulisan kepada sejumlah kawan yang memahami standar penulisan yang baik (minta koreksi dan penilaian)
·         Perbaikan draf tulisan berdasarkan masukan dari semua pihak dan juga pembacaan ulang sendiri (jadilah Draf Final)
·         Kirimkan artikel ke media massa yang sesuai dan minta alasan/komentar, jika artikel tak dimuat
·         Jaga hubungan baik dengan Editor Opini di sejumlah media, sehingga tahu kebutuhan artikel macam apa yang bisa diakomodasi media
·         Simpan artikel yang SUDAH dimuat atau yang BELUM dimuat di media, jadikan khazanah pemikiran pribadi


Lomba Blog Dies Natalis Universitas Terbuka Ke-30

http://www.ut.ac.id/

INOVASI PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH UNTUK INDONESIA BERPRESTASI
“PENDIDKAN HEBAT, INDONESIA BERMARTABAT”


http://www.ut.ac.id/
Kondisi geogafis di Indonesia yang dominan maritim merupakan kendala utama bagi penyelenggara pendidikan yang merata baik dalam jumlah maupun mutunya secara nasional. Situasi ini sangat mempengaruhi efektivitas seperti pengiriman buku dan sarana belajar juga penugasan guru khususnya untuk wilayah bagian tengah dan timur Indonesia yang berakibat pada kesenjangan dalam pelayanan pendidikan antar pulau dan antar wilayah yang secara langsung dapat menghambat upaya pembanguna mutu sumberdaya manusia Indonesia.

Dengan demikian, kebutuhan akan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan terutama untuk pendidikan menengah dan tinggi selain akan meningkat juga memerlukan pendekatan yang berbeda dengan sebaran pendudukan yang luas dan merata. 

Pengaruh gabungan dari kondisi geogafis, pertumbuhan dan sebaran penduduk tersebut telah mendorong para pengabil kebijakan dibidang pendidikan untuk menjadikan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh sebagai alternafis sebagai kesempatan pemerataan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiansi penyelenggara pendidikan antar wilayah, antar pulau dan antar kelompok penduduk usia sekolah mau pun diluar usia sekolah. Namun di era globalisasi seperti sekarang ini diperlukan inovasi pendidikan tinggi  Jarak Jauh, karena selain dari pemerataan pendidikan di Indonesia kualitas dari pendidikan itu juga harus diperhatikan agar Indonesia berprestasi bukan sekedar mimpi tapi menjadi nyata.

Inovasi pendidikan terbuka dan jarak jauh dikembangkan bedasarkan hakikatnya bahwa pendidikan terbuka dan jarak jauh mengandung konsep dasar yang sama yaitu pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat yang berorientasikan pada kepentingan, kondisi dan karkteristik peserta didik dengan berbagai pola belajar dan menggunakan aneka sumber belajar. Pendidikan jarak jauh adalah pendidkan terbuka dengan program belajar yang terstruktur relatif ketat dan pola pemblajaran yang berlangsung tanpa tatap muka atau keterpisahan antara pendidik dengan peserta didik. 

Inovasi ini berusaha memberdayakan peserta didik dengan berorientasikan kepada kepentingan (hal-hal yang sesuai dengan pendidikan yang bersifat normatif, komperatif prospektif), kondisi dan karakteristik peserta didik
(keadaan pribadi dan lingkungan yang menunjukan kemampuan, hambatan dan peluang yang berbeda-beda).
Dengan memperhatikan beberapa prinsip pendidikan terbuka dan jarak jauh :
·         Prinsip kemandirian : adanya kurikulum atau program pendidikan yang memungkinkan untuk dapat dipelajari secara mandiri.
·         Prinsip kelulusan : dimungkinkan nya peserta didik untuk memulai, mengakses sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti jian atau penilaian kemajuan belajar, dan mengakhiri pendidikannya diluar ketentuan batasan waktu dan tahun ajaran.
·         Prinsip keterkinian : tersedianya program pembelajaran dan sumber belajar pada saat di perlukan.
·         Prinsip kesesuaian : adanya program belajar yang terkait langsung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan masyarakat.
·         Prinsip mobilitas : adanya kesempatan untuk berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang setara atau melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan kopetensi yang di perlukan.
·         Prinsip efisiensi : pendayagunaan berbagai macam sumber daya dan teknologi yang tersedia setempat dengan seoptiml mungkin.



Universitas Terbuka adalah Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di Indonesia yang diresmikan pada tanggal 4 September 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 41 Tahun 1984.

Universitas Terbuka didirikan agar dapat memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing, di mana pun mereka tinggal untuk memperoleh pendidikan tinggi; memberikan layanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau karena alasan lain tidak dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi tatap muka; serta mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional sesuai dengan kebutuhan nyata pembangunan yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain.


Universitas Terbuka merupakan salah satu inovasi pendidikan jarak jauh untuk Indonesia berprestasi.  System belajar jarak jauh dan terbuka dipakai oleh Universitas ini sebagai system pembelajarannya, yang artinya, mahasiswa dan dosen gak perlu tatap muka buat melakukan system belajar mengajar dan yang paling penting adalah, semua kalangan bisa daftar jadi mahasiswanya, syaratnya cuma satu kok, yaitu Lulus SMA



Mahasiswa yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat, dari lulusan SMA/SMK , karyawan perusahaan, TKI , wiraswasta , bahkan sampai Pejabat, mereka dapat belajar dari media-media yang disediakan.

Universitas Terbuka menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun noncetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio dan televisi). Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang sederajat).



Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, mahasiswa bisa belajar melalui Tutorial Online, Perpustakaan Online, Latihan Mandiri , Forum belajar dan dapat juga mendengarkan radio saat membahas materi. Semua itu bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun, semuanya sangat praktis dan menghemat waktu serta biaya.

Sistem belajar ini terbukti efektif untuk meningkatkan daya jangkau dan pemerataan kesempatan pendidikan tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara Indonesia, termasuk mereka yang tinggal di daerah-daerah terpencil, baik di seluruh nusantara maupun di berbagai belahan dunia karena sudah berbasis ICT dan memudahkan semua siswa untuk belajar secara mandiri.
Indonesia sudah saatnya bangkit dari segi pendidikannya, dan pendidikan jarak jauh ini merupakan salah satu alternatif untuk indonesia berprestasi.
Seperti slogan di atas “Pendidikan Hebat, Indonesia bermartabat




Salam Hormat,





Habibi Malik
Mahasiswa FISIP UT
Ilmu Komunikasi




"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-30. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan."