This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

Wednesday 17 May 2017

KORESPONDENSI BISNIS

KORESPONDENSI BISNIS
Oleh : Habibi Malik, S.Ikom


            Salah satu kegiatan komunikasi bisnis yaang penting adalah korespondensi. Korespondensi ini dilakukan melalui surat yang dikirimkan secara konvensional, faksimili atau surat elektronika.
            Ada 9hal yang harus diperhatikan dalam korespondensi, yakni:
1.        Prinsip Penulisan Surat
Ada 2 prinsip yang harus kita ingat ketika membuat surat untuk kepentingan korespondensi bisnis, yaitu 1) empati, dan 2) pengorganisasian. Empati adalah kemampuan untuk mengenali keragnka referensi (pengetahuan,perasaan, dan emosi) orang lain adalah memproyeksikan dan mengomunikasikan pemahaman terhadap orang lain.
2.        Empati
Empati adalah situasi dimana kita di tuntut untuk menempatkan diri kita di dalam posisi atau situasi yang sedang dialami orang lain. Empati menggunakan proses komunikasi dengan berbagai cara: a) mencoba memahamisatu situasi dari titik pandang orang lain dengan demikian surat kita akan menghargai usaha yang kitalakukan untuk memahami perasaan orang lain. Empati merupakan cara yang paling tepat untuk membangun kedekatan, kredibilitas dan hubungan antarpribadi dan bisnis yang awet. b) melihat situasi atau permasalahan dari perspektif pembaca surat kita tidak hanya akan memungkinkan kita menyesuaikan dengan kebutuhan dan kepedulian pembaca surat tapi juga memungkinkan kita mengantisipasi reaksi yang mungkin muncul dalam diri pembaca terhadap pesan yang kita sampaikan.
Dalam pencapian empati ini hal pertama 1) menanamkan “sikap kita” dan 2) memanfaatkan pengetahuan kita tentang penerima surat tadi. Untuk menanamkan “sikap” ini, konsentrasi pada permasalahan berikut: (1) apakah pesan yaang disampaikan diarahkan pada kebutuhan dan kepedulian utama pembaca? (2)  apakah informasi dinyatakan secara benar, jujur dan etis? (3) akankah pembaca menerima gagasan dengan fair, logis dan etis? (4) apakah gagasan dinyatakan dengan jelas dan padat (5) apakah pembaca merasakan pesan yang disampaikan itu untuk dirinya, apakah pembaca memiliki gambaran jelas pesan tersebut. (6) apakah pesan digunakan sebagai sarana untuk oengembangan hubungan bisnis yanng positif sekalipun pesannya negatif. (7) apakah pesan terlihat langsung menunjukan sopan santun? (8) apakah surat sudah mencerminkan standar bisnis profesional yang tingggi, yang dapat dilihat dari kualitas keertas yang digunakan, format yang dipakai, kualitas cetakan dan tidak adanya salah ejaan dan kesalahan tata bahasa. 2) memanfaatkan pengetahuan kita tentang penerima surat. Kita hendaknya memperhatikan informasi – informasi yang relevan mengenai pembacasurat kita. Ketika kita berkomunikasi dengan individu, secara langsung kita akan mendapatkan gambaran yang jelas tenttang pembaca: fisiknya, latar belakang (pendidikan, pekerjaan, agama dan budaya), nilai, pendapat, rujukan dan sebagainya. Paling penting disini adalah pengetahuan kita tentang reaksi pembaca. Pengalaman awal mengenai pembaca surat akan membantu kita dalam mengantisipasi bagaimana reaksi pembaca surat dalam situasi tertentu.
Bebarapa faktor yang harus kita perhatikan dalam berempati dengan orang lain:
a.         Usia
b.        Taraf ekonomi
c.         Latar pendidikan/pekerjaan
d.        Budaya
e.         Kedekatan
f.         Harapan
g.        Kebutuhan pembaca
Terdapat beberapa pertanyaan yang merupakan usaha unntuk mengantisipasi reaksi yang mungkin muncul dari pembaca surat kita, yakni:
a.  Apakah saya akan bereaksi secara favorable terhadap pesan yang menyatakan bahwa permintaan saya sudah dipenuhi?
b.      Perasaan apa yang sya alami kalau permitaan saya ditolak?
c.      Apakah saya akan merasa senang kalo menerima pesan yang menghargai pekerjaan yang saya lakukan dengan baik?
d.   Apakah saya akan merasa kecewa kalau saya menerima sebuah memo yang menyatakan kenaikan gaji saya ditunda?

3.        Organisasi Surat
Membagi topik kedalam baguan – bagian dan menyusun  topik tersebut berdasarkan urutan yang tepat. Sebelum penulis mengorganisasikan pesan, yang pertama kali harus diingatnya adalah pesan tersebut merupakan pesan yang tepat, yakni pesan yang lengkap, akurat, fair, masuk akal, etis dan logis. Karena paragraf dalam surat membangun fungsinya masing-masing. Ada paragraf yang menyampaikan gagasan utamadan paragraf yang menyampaikan gagasn yang menunjang gagasan pokok. Karena hal itulah mengapa pengorganisasian ini sangat penting, agar surat yang disampaikannya menjadi runtut.
Manfaat dari pengorganisasian pesan:
a.       Memungkinkan peulisan surat yang ringkas dan akurat
b.       Memungkinkan kita memusatkan perhatian pada fase waktu
c.       Menghemat waktu dalam menulis
d.       Memberikan dukungan psikologis
e.       Pengutamaan
Keuntungan pengorganisasian untuk pembaca  surat:
a.       Pesan menjadi padat dan akurat
b.       Hubungan antargagasan lebih mudah dibedakan dan diingat
c.       Reaksi terhadap penulisnya lebih positif

Cara mengoganisasikan topik atau gagasan dalam surat addalah dengan menjawab pertanyaan seperti:
1).   Apa ide sentral/ pokok pesan tersebut?
2).   Reaksi apa yang akan terjadi terhadap pesan tersebut?
3).   Dengan mengingat reaksi yang mungkin muncul pada pembaca surat, maka haruslah ide
 sentral ditempatkan pada bagian pertama, atau pada akhir ?
       Reaksi – reaksi yang muncul dari pembaca surat dibagi kedalam 4 kategori:
a.       Menyenangkan
b.      Tidak senang
c.       Berminat, namun dapat dalam bentuk yang tidak menyenangkan dan tidak menyenangkan
d.      Tidak berminnat

4.        Surat Klaim Rutin
Surat yang meminta untuk penyesuaian, ketika penulis surat meminta untuk sesuatu kepada seseorang yang dapat memenuhinya. Surat ini ada dua, yakni surat rutin dan klaim persuasif. Surat klaim ini dibuat dengan asumsi, klaim kita akan dipenuhi hanya setelah ada penjelasan dan pemberian penjelasan argumentatif. Syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam penulisan surat klaim:
a.         Permintaan kita ditempatkan pada kalimat pertama
b.        Jelaskan dengan rinci hal yang mendukung permintaan itu
c.        Surat ditutup denga pernyataan yang menunjukan penghargaan

5.        Surat rutin tentang kredit
Pada umumnya informasi kredit diminta dan disampaikan secara elektronik aatau berbentuk surat. Kalau respon terhadap kredit yang diajukan bersifat  favorabel  maka permintaan hendaknya ditempatkan pada bagian awal surat. Berdasarkan hasil studi garis besar surat permintaan informasi karena kredit yang efektif hendaknya memasukan:
a.      Jelaskan permintaan dan nama kita pada bagian awal, kalau bisa pada kalimat pembuka atau pada baris perihal.
b.       Pastikan kepada penerima surat bahwa informasinya akan dijaga secara konfidensial.
c.       Uraian informasi yang diterima.
d.      Tutup dengan ucapan terimakasih.

6.        Surat Order/Pesanan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat garis besar order, yakni:
a.       Gunakan kalimat yang menunjukan order/pesanan pda bagian awal.
b.       Cantumkan pula rencana pembayaran dan tata cara pengiriman pesanan.
c.        Tutuplah surat dengan kalimat yang menunjukan kepercayaan pengirim surat.

7.        Surat Khusus
Surat khusus itu seperti surat lebaran, kartu selamat ulang tahun perusahaan, belasungkawa, dan ucapan terima kasih dan siaran pers (news - release). Semua surat khusus yang dikategorikan surat khusus itu dibuat untuk menunjukan empati dan membina hubungan baik denganorganisasi/lembaga bisnis lain.
Surat belasungkawa, buatlah surat dengan nada yang sedikit impersonal yang dapat dibuat dalam bentuk kartu sehingga bersifat informal. Nyatakan duka – cita dengan, “kami turut merasa kehilangan atas meninggalnya....” surat ini sebaiknya dibuat dengan tulisan tangan.
Surat ucapan terima kasih, dalam menulis surat ini harus mencecrminkan rasa terima kasih yang mendalam. Surat ini biasanya dibuat atas kiriman hadiah/bingkisan yang diterima, kunjungan, wawancara,dsb.

8.        Surat Siaran Pers
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita membuat surat siaran pers:
a.       Gunakan kop surat perusahaan.
b.       Nyatakan tanggal pemuatan berita yang diinginkan.
c.       Cantumkan nama penanggung jawab resmi siaran pers tersebut.
d.       Berikan informasi yang selengkap – lengkapnya (prinsip 5W+1H)
e.       Tulis secara deduktif dengan memperhatikan kepadatan dan kejelasa informasi.

9.        Surat Penjualan   
Agar tujuan (penjualan) dapat kita capai, kita harus dapat menggunakan bentuk penyajian informasi yang dipersiapkan dengan baik untuk membujuk/mempersuasi orang lain agar menerima gagasan kita atau membeli produk kita. Surat penjualan tersebut akan lebih memiliki daya persuasi, bila kita mengikuti langkah – langkah dengan menjawab pertanyan seperti:
a.        Gambaaran apa yang sangat kuat yang mmendukung produk atau gagasan kita?
b.        Seberapa beda produk tersebut dengan para kompetitornya?
c.    Pesan apa yang disampaikan kepada khalayak, termasuk siapa khalayak, dan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh khalayak?
d.        Tindakan spesifik apa yang diinginkan?
e.         Prinsip – prinsip penulisan mana yang secara khusus dapat membantu?

Jawaban atas pertanyaan – pertanyaan tersebut dapat dirangkum menjadi 4 butir, yakni:
1).   Pengetahuan tentang produk
2).   Pengetahuan tentang pembaca
3).   Identifikkasi tindakan yang diinginkan
4).   Penerapan prinsip-prinsip penulisan

Ada beberapa prinsip penulisan, yakni:
1).   koherensi
2).   kesatuan
3).   Penekanan

      Disamping itu ada prinsip lain yang penting dalam menulis surat penjualan, yakni:
1).  Pergunakanlah bahasa yang spesifik
2).  Bahwa pembaca pada bagian yang penting
3).  Tekankan pada bagian yang menyatakan penjualan, dan
4). Gunakan garis besar dengan pendekatan induktif, dengan prosedur (a). Rebut perhatian pembaca, (b). Perkenalkan produk dan bangkitkan minat terhadap produk, (c) memasukan bukti-bukti yang meyakinkan, (d) dorong untuk melakukan tindakan.  

Sumber : Modul Komunikasi Bisnis Universitas Terbuka

KONSEP KOMUNIKASI POLITIK

KONSEP KOMUNIKASI POLITIK
Oleh : Habibi Malik, S.Ikom


A.           Pengertian Komunikasi Politik
Terdapat banyak pengertian komunikasi politik dilihat dari pendekatan teoritis, hal itu di latar belakangi berbedanya disiplin ilmu para pakar yang mencoba membahas pengertian komunikasi politik tersebut.  Di bawah ini adalah pendapat para pakar dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya:
1)             Maswadi Rauf
Menurut Maswadi Rauf seorang pakar politik dalam Soemarno AP (2015) berpendapat bahwa komunikasi politik adalah komunikasi bercirikan politik, karena terkait dengan kekuasaan politik negara, pemerintahan dan aktivitas komunikator dalam kedudukan sebagai pelaku kegiatan politik. Maswadi Rauf melihat komunikasi politik dari dua dimensi, yaitu komunikasi politik sebagai kegiatan politik dan sebagai kegiatan ilmiah.
Komunikasi sebagai kegiatan politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan tersebut bersifat empirik karena dilakukan secara nyata dalam kehidupan sosial, sedangkan komunikasi politik sebagai kegiatan ilmiah maka komunikasi politik adalah salah satu kegiatan politik dalam sistem politik.

Sumber : Soemarno, Ap. (2015). Komunikasi Politik. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

2)             Roelofs dan Barn Lund
Menurut Roelofs dan Barn Lund, Pengertian Komunikasi Politik adalah politik yang berbicara atau untuk menempatkan masalah ini, lebih tepatnya aktivitas politik (politisasi) berbicara.
Dari pengertian komunikasi politik yang diungkapkan Roelofs dan Barn, walaupun sangat sederhana, namun cukup memberi isyarat bahwa komunikasi politik lebih memusatkan kajiannya pada bobot materi muatan yang berisi pesan-pesan politik (isu politik, peristiwa dan perilaku politik individu-individu baik sebagai penguasa maupun yang berada dalam asosiasi-asosiasi kemasyarakatan atau asosiasi politik.

Sumber : Rochhajat Harun dan Sumarno AP. ( 2006). Judul Buku : Komunikasi Politik sebagai Suatu Pengantar. Penerbit CV Mandar Maju : Bandung. Di akses pada 24 Maret 2017 dari http://www.pengertianpakar.com/2015/02/pengertian-komunikasi-politik-menurut-pakar.html

3)             Astrid S. Soesanto
Astrid S. Soesanto dalam buku Komunikasi Sosial di Indonesia mengangkat suatu formulasi pengertian komunikasi politik yang hampir diwarnai kajian ilmu hukum. Hal ini tampak dari kalimat yang diturunkan dalam formulasi pengertiannya. Menurut Astrid komunikasi politik adalah komunikasi diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik”.
Dari kata “Mengikat” dan “sanksi” memberi isyarat bahwa disiplin ilmu hukum telah memperkaya formulasi pengertian komunikasi politik yang diungkapkan oleh Astrid, karena kedua kata tersebut adalah terminologi yang biasa digunakan dalam kajian ilmu hukum.

Sumber :  Astrid, S. Soesanto. (1980). Komunikasi Sosial di Indonesia. Bina Cipta, Jakarta. Di akses pada 24 Maret 2017  dari http://zonanelson.blogspot.co.id/2014/04/ pengertian-komunikasi-politik-menurut.html

4)             Jack Plano dkk.
          Jack Plano dkk dalam Kamus Analisa Politik menjelaskan komunikasi politik adalah penyebaran aksi, makna, atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik, melibatkan unsur-unsur komunikasi seperti komunikator, pesan, dan lainnya. Kebanyakan komunikasi politik merupakan lapangan wewenang lembaga-lembaga khusus, seperti media massa, badan informasi pemerintah, atau parpol. Namun demikian, komunikasi politik dapat ditemukan dalam setiap lingkungan sosial, mulai dari lingkup dua orang hingga ruang kantor parlemen.


B.            Analisis Persamaan dan Perbedaan
Dari pengertian komunikasi politik yang diungkapkan para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi politik adalah suatu proses dan kegiatan-kegiatan membentuk sikap dan perilaku politik yang terintegrasi ke dalam suatu sistem politik dengan menggunakan simbol-simbol yang berarti. Komunikasi politik bukan membahas suatu proses yang bersifat temporer atau situasional tertentu, akan tetapi pembahasan komunikasi politik akan menampakkan karakter sebagai identitas keilmuanm baik sebagai ilmu murni yang bersifat ideal dan berada dalam lingkup “Das Sollen“, maupun berupa ilmu terapan yang berada dalam dunia empiris dalam lingkup wilayah “Das Sein“. Sebagai ilmu terapan, maka bahasan komunikasi akan terus berkembang mengikuti perubahan-perubahan dan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi atau mengikuti temuan-temuan teoritis, produk berpikir dan hasil penelitian dari para ilmuwan.
1)             Persamaan
Dari pengertian-pengertian komunikasi politik para pakar, baik pakar politik, hukum maupun pakar komunikasi menunjukan bahwa komunikasi politik berkait dengan struktur kekuasaan atau struktur pemerintahan. Komunikasi politik berlangsung dalam suatu tatanan sistem nilai, berada dalam pola keyakinan atau pola kepercayaan. Walaupun latar belakang disiplin ilmu para pakar berbeda, para pakar sepaham bahwa komunikasi politik erat kaitannya dengan kekuasaan dan sikap perilaku penguasa atau elit berkuasa.
Hal tersebut dapat dilihat dari pengertian Maswadi Rauf dan Roelofs dan Barn Lund, dimana Maswadi Rauf yang merupakan seorang pakar politik menjelaskan bahwa komunikasi Politik menekankan pada komunikasi bercirikan politik, karena terkait dengan kekuasaan politik negara, pemerintahan dan aktivitas komunikator. Pengertian tersebut memiliki kesamaan dengan pengertian menurut Roelofs dan Barn Lund yang lebih memusatkan kajiannya pada bobot materi muatan yang berisi pesan-pesan politik (isu politik, peristiwa dan perilaku politik individu-individu baik sebagai penguasa maupun yang berada dalam asosiasi-asosiasi kemasyarakatan atau asosiasi politik.
2)             Perbedaan
Dari pengertian komunikasi politik diatas belum ada satu pengertian pun yang lengkap atau sempurna tentang pengertian komunikasi politik. Hal tersebut sudah jelas dilatar belakangi oleh beragam nya disiplin ilmu para pakar yang mencoba membahas pengertian tersebut. Para pakar yang berlatar belakang ilmu politik, kemungkinan memiliki orientasi berpikir berbeda dengan yang berlatar belakang ilmu pemerintahan, atau ilmu hukum dan ilmu administrasi negara. Perbedaan orientasi berpikir dari pengertian komunikasi politik diatas, dapat dilihat terutama dari pengertian menurut Jack Plano dkk dan Astrid S. Soesanto.
Jack Plano  yang berlatar belakang disiplin ilmu komunikasi menjelaskan bahwa komunikasi politik lebih menekankan pada penyebaran aksi, makna, atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik, melibatkan unsur-unsur komunikasi seperti komunikator, pesan, dan lainnya. Sedangkan   Astrid S. Soesanto yang berlatar belakang disiplin ilmu hukum mengangkat suatu formulasi pengertian komunikasi politik yang hampir diwarnai kajian ilmu hukum. Hal ini tampak dari kalimat yang diturunkan dalam formulasi pengertiannya dimana komunikasi diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik”. Dari kata “Mengikat” dan “sanksi” memberi isyarat bahwa disiplin ilmu hukum telah memperkaya formulasi pengertian komunikasi politik yang diungkapkan oleh Astrid, karena kedua kata tersebut adalah terminologi yang biasa digunakan dalam kajian ilmu hukum.