This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

This Website Is Your New Friend

Let's Reading and Studying Together -Habibi Malik, S.Ikom

Thursday, 9 January 2014

KOMUNIKATOR POLITIK

KOMUNIKATOR POLITIK 

Siapapun yang berada dalam setting politik bisa disebut sebagai komunikator politik. Dalam Pilkada (pemilihan kepala daerah) yang disebut komunikator politik dalam peristiwa politik itu bisa anggota KPUD, kandidat cabup/cawalkot, tim suksesi bahkan masyarakat yang memilih dan tidak memilih sekalipun mereka semua merupakan komunikator politik.
Dalam Kaitan materi ini komunikator yang dimaksud adalah komunikator politik yang utama atau komunikator utama dalam politik. Komunikator politik disini adalah orang yang secara tetap dan berkesinambungan melakukan komunikasi politik. Oleh karenanya kemudian komunikator politik ini akan dititiktekankan kepada pemimpin dalam proses politik.
Terdapat 3 kategori komunikator politik utama yaitu:
1. Politikus (politics disingkat pols)
Politikus adalah orang yang dipilih, ditunjuk ata pejabat karier yang direkrut menjadi pegawai negeri. Politikus terdiri dari 2 jenis
a. wakil suatu kelompok/langganan, disebut juga makelar, yaitu orang yang melakukan politik dengan tujuan kepentingan politik kelompoknya. Ini seperti politik dagang sapi.
b. Ideolog atau orang yang mengejar tujuan untuk kebajikan lebih luas, bahkan mereka ingin melakukan reformasi atau revolusi sekalian. Para ideolog ini biasanya disebut pesilat lidat yaitu orang yang menawarkan gagasan lebih baik.
Politikus bisa dilihat dari 3 hal
- orang yang berada di dalam atau di luar jabatan pemerintah
- berpandangan nasional atau subnasional (daerah)
- berurusan dengan masalah ganda atau tunggal.
2. Profesional (pros)
Kelompok profesional ini muncul karena adanya media massa seperti koran atau televisi dan media khusus seperti majalah atau radio.
Profesiona disebut juga makelar simbol yaitu orang yang menerjemahkan sikap pengetahuan dan minat suatu komunikast bahasa ke dalam komunitas bahasa lain yang berbeda tetapi menarik dan dapat dimengerti.
Komunikator profesional ini dapat dibagi menjadi 2 jenis :
a. Jurnalis yaitu karyawan organisasi berita. Jurnalis ini memiliki fungsi :
- Mengatur pemimpin pemerintah berbicara satu sama lain.
- Menghubungkan pemimpin pemerintah dengan publik umum
- Menghubungkan publik umum dengan pemimpin pemerintah.
b. Promotor, yaitu orang yang dibayar untuk mengajukan kepentingan langganan tertentu seperti :
- Agen publisitas tokoh masyarakat
- Personel humas organisasi masyarakat atau swasta.
- Sekretaris pers kepresidenan.
- Personel periklanan
Perbedaan antara jurnalis dengan promotor adalah :
· tingkat ketidakbergantungan pekerjaan pada perintah majikan
· tergantung pada sumber/khalayak
3. Aktivis politik (voluntary disebut juga vols)
Aktivis politik adalah orang yang terjun ke dalam politik hanya part time (waktu senggang) maka disebut juga volunteer atau sukarelawan. Aktivis politik terdiri dari 2 jenis :
a. Juru bicara kepentingan terorganisasi. Ia menjadi juru bicara atau penyambung lidah kepentingan organisasi contohnya pemimpin gerakan sosial, hasyim muzadi juru bicara Ormas NU.
b. Pemuka pendapat, yaitu orang yang dihormati, diminta petunjuk dan informasi oleh masyarakat berkaitan dengan suatu peristiwa politik. Biasanya pemuka pendapat berfungsi untuk :
- Mempengaruhi keputusan orang lain
- Meyakinkan orang lain kepada cara berpikir mereka
- Meneruskan informasi politikd ari media ke masyarakat.

Dari pembahasan tentang komunikator politik di atas kita bisa melihat tugas komunikator yaitu:
1) perwakilan, terdiri dari wakil partai, jurnalis, juru bicara
2) persuasif, terdiri dari ideolog, promotor dan pemuka pendapat.
Ketika berbicara tentang kepemimpinan maka kita akan membahas tentang proses kelompok, pengaruh kepribadian, seni meminta kerelaan, pengaruh dan interaksi.
Berdasarkan teorinya maka kepemimpinan terbagi kepada 3 hal:
1. Sifat tersendiri, ini sesuai dengan teori orang besar bisa manusia ulung, pahlawan atau pangeran yang menjadi penguasa, contohnya Napoleon, Gandhi.
2. Konstelasi sifat, pemimpin dalam teori ini memadukan sifat dalan sindrom kepemimpinan, seorang pemimpin muncul karena punya kelebihan tertentu dalam dirinya seperti lebih besar, lebih tinggi, lebih cerdas dll.
3. Situasional, kepemimpinan itu ditentukan oleh waktu, tempat dan keadaan. Situasi menentukan siapa pemimpin dan siapa yang dipimpin. Seorang pemimpin partai tingkat kecamatan dia adalah pemimpin di wilayahnya tapi menjadi yang dipimpin ketika berada di partai tingkat kabupaten.
4. interaksi, artinya kepemimpinan dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin dengan kebutuhan atau pengharapan pengikut serta situasi yang melingkupinya.

Komunikator politik sebagai pemimpin politik dibahas dalam 6 aspek :
a. Sifat kepemimpinan politik
- Memimpin dengan titik tekan pada tugas, ini biasanya disebut administrator seperti Bung Hatta.


- Memimpin berdasarkan emosi, ini disebut pula solidarity making (pencipta solidaritas) disimbolkan dalam diri Bung Karno yang mampu menyatukan bangsa Indonesia dengan kemampuan retorikanya
b. Tipe pemipin
- Pemimpin organisasi yaitu pemimpin formal seperti politikus, profesional atau aktivis juru bicara
- Pemimpin simbolik yaitu pemimpin nonformal seperti pemuka pendapat.
c. Ikatan Komunikasi
Ikatan komunikasi antara pemimpin dan yang dipimpin berdasarkan keuntungan yang diperoleh diantara keduanya. Keuntungan itu bisa berupa :
- Keuntungan material seperti harta, tanah dll
- Keuntungan solidaritas yaitu kebanggaan karena menjadi anggota organisasi tertentu.
- Keuntungan ekspresif yaitu nilai seseorang atau juga keterwakilan pendapat masyarakat oleh seorang pemimpin.
d. Citra pemimpin politik yaitu persepsi masyarakat tentang peran politik seseorang seperti pengalamannya dan gaya politik seseorang seperti kejujuran dan intelegensianya.
e. Karakter komunikator. Seorang komunikator politik bisa dilihat dari karakter (ciri) yang dibawanya seperti sosioekonominya yang tinggi, gelar akademisnya, posisinya dalam organisasi dll.

f. Pemilihan pemimpin. Pemilihan pemimpin dalam komunikasi politik dilakukan dengan pemilihan (umum) seperti presiden, ditunjuk seperti menteri atau diangkat melalui rekrutmen negara (pejabat karier) seperti dirjen.



MODEL- MODEL KOMUNIKASI


MACAM-MACAM MODEL KOMUNIKASI
Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi, model mempermudah penjelasan dalam penjabaran tentang fenomena komunikasi itu sendiri. Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, denagn menonjolkan unsur-unsur  terpenting dalam fenomena tersebut. Model jelas bukan fenomena itu sendiri.
Fungsi suatu model adalah member ikan teoretikus suatu struktur untuk menguji temuan mereka dalam dunia nyata. Meskipun demikian, model, seperti juga definisi atau teori. Gordon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan bahwa model komunikasi mempunya tiga fungsi:
  1. Melukiskan proses komunikasi
  2. Menunjukkan hubungan visual
  3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi
Deutsch menyebutkan bahwa model mempunyai empat fungsi:
  1. Mengorganisasikan
  2. Heuristik
  3. Prediktif
  4. Berapa banyak ; pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi
→      Fungsi-fungsi tersebut pada gilirannya merupakan basis untuk menilai suatu model:
  1. Seberapa umum (general) model tersebut? Seberapa banyak bahan yang diorganisasikan nya, dan seberapa efektif ?
  2. Seberaa heuristic model tersebut model tersebut? Apakah ia membantu menemukan hubungan-hubungan baru, fakta, atau mode?
  3. Seberapa penting prediksi yang dibuat dari model tersebut bagi bidang penelitian? Seberapa strategis prediksi itu pada tahap perkembangan bidang tersebut ?
  4. Seberapa akurat pengukuran yang dapat dikembangkan dengan model tersebut?
Deutsch juga menambahkan kriteria berikut untuk menilai model:
  1. Seberapa orisinal model tersebut? Seberapa banyak pandangan baru yang ditawarkannya?
  2. Bagaimana kesederhanaan dan kehematan (parsimoni) model tersebut? (ini menyangkut efisiensi model atau pencapaiannya akan tujuan yang dimaksudkan. Suatu contoh terbaik adalah teori Einstein bahwa energy dan materi dapat dipertukarkan, yang dinyatakan sebagai E= mc ²
  3. Seberapa nyata model tersebut? Seberapa Jauh kita bergantung padanya sebagai representasi realitas fisik?
TIPOLOGI MODEL
Gerhard J. Hanneman dan William J. McEwen, menggambarkan taksonomi dalam sebuah grafik yang melukiskan derajat  abstraksi yang berlainan.



MODEL-MODEL KOMUNIKASI; SUATU PERKENALAN
MODEL ARISTOTELES
Jenis komunikasi klasik yang sering juga disebut model retoris. Terdapat tiga unsure dasar proses komunikasi model ini, yaitu pembicara(speaker), pesan (message) dan pendengar (listener).
MODEL LASSWEL
Tiga fungsi yang komunikasi dalam model ini adalah
  1. Pengawasan lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota.
  2. Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan.
  3. Transmisi warisan social dari suatu generasi ke generasi lainya.
MODEL SHANNON DAN WAEVER
Model yang sering disebut model matematis.

MODEL SCHRAMM
Memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman dalam sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan.

MODEL NEWCOMB
Model yang memandang komunikasi dari psikologi-sosial.

MODEL WESTLEY DAN MaCLeaN
Suatu model yang mencakup komunikasi antarpribadi dan komunikasi masa, serta memasukkan umpan balik sebagai bagian integral dari proses komunikasi.

MODEL GERBNER
Merupakan perluasan dari model lasswell. Model ini terdiri dari model verbal dan model diagrammatic. Model verbal Gerbner adalah sebagai berikut:
  1. Seseorang (sumber, komunikator)
  2. Mempersepsi suatu kejadian
  3. Dan bereaksi
  4. Dalam suatu situasi
  5. Melalui suatu alat (saluran;media; rekayasa fisik; fasilitas administrative dan kelembagaan untuk distribusi dan control)
  6. Untuk menyediakan materi
  7. Dalam suatu bentuk
  8. Dan konteks
  9. Yang mengandung isi
  10. Yang mempunyai konsekuensi
MODEL BERLO
Model ini dikenal denagn model SMCR (source Message Chanel dan Receiver).

MODEL DeFleur
Model komunikasi yang menggambarkan massa ketimbang komunikasi antarpribadi.

MODEL TUBBS
Model komunikasi yang menggambarkan komunikasi yang paling mendasar, yaitu komunikasi dua orang (diadik). Model ini sesuai dengankonsep komunikasi sebagai transaksi, yang mengasumsikan kedua peserta komunikasi sebagai pengirim dan sekaligus juga penerima pesan.

MODEL GUDYKUNTS DAN KIM
Model yang merupakan model komunikasi antarbudaya, yakni komunikasi antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berlainan.

MODEL INTERAKSIONAL
Model yang berlawanan dengan model stimulus-respon (R-S). Model ini merujuk pada model komunikasi yang dikembangkan oleh ilmuwan social yang menggunakan perspektif interaksi simbolik.

MODEL S-R
Model yang paling dasar. Model ini dipengaruhiboleh disiplin psikologi(khususnya yang beraliran behavioristik). Model ini menggambarkan hubungan stimulus-respons.

Pengertian tentang Ilmu dan Teori dalam Komunikas

Pengertian tentang Ilmu dan Teori dalam Komunikasi 

Definisi ilmu
”Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum” (Nazir, 1988).

”Konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal: adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi, dan dapat disistematisasi” (Shapere, 1974).

”Pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif, dan konsistensi dengan realitas sosial” (Alfred Schutz,1962).

”Ilmu tidak hanya merupakan suatu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis, tapi juga merupakan suatu metodologi” (Tan,1954).

Dari empat definisi di atas dapatlah disimpulkan bahwa ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal, baik yang menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berpikir. Pengertian ilmu dalam dunia ilmiah menuntut tiga ciri:
Pertama, ilmu harus merupakan suatu pengetahuan yang didasarkan pada logika.Kedua, ilmu harus terorganisasikan secara sistematik.Ketiga, ilmu harus berlaku umum.

Pengertian Ilmu Komunikasi
Berger dan Chaffee dalam buku "Handbook of Communication Science" (1987). Menurut Berger dan Chaffee, ilmu komunikasi adalah ”suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang”.

Pengertian ilmu komunikasi yang dijelaskan oleh Berger dan Cheffee tersebut memberikan 3 pokok pikiran.Pertama, objek pengamatan yang jadi fokus perhatian dalam ilmu komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia.Kedua, ilmu komunikasi bersifat ”ilmiah-empiris” (scientific) dalam arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus berlaku umum.Ketiga, ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh bagi sistem-sistem tanda dan lambang.

Berdasarkan definisi dari Berger dan Chaffee serta uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya tentang ciri-ciri ilmu, dapatlah dikatakan bahwa ”ilmu komunikasi pada dasarnya dalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematik, serta kebenarannya dapat diuji dan digenaralisasikan”.

Pengertian Teori dalam Komunikasi
Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut :

  • Teori adalah abstraksi dari realitas
  • Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara konseptual mengorganisasi aspek-aspek dunia empiris secara sistematis.
  • Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi, dan aksioma-aksioma dasar yang saling berkaitan.
  • Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi-generalisasi yang diterima atau terbukti secara empiris.

Teori "konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang suatu fenomena”

Teori memiliki dua ciri umum.
Pertama, semua teori adalah ”abstraksi” tentang suatu hal. Dengan demikian teori sifatnya terbatas. Teori tentang radio kemungkinan besar tidak dapat dipergunakan untuk menjelaskan hal-hal yang menyangkut televisi.Kedua, semua teori adalah konstruksi ciptaan individual manusia. Oleh sebab itu sifatnya relatif dalam arti tergantung pada cara pandang si pencipta teori, sifat dan aspek hal yang diamati, serta kondisi-kondisi lain yang mengikat seperti waktu, tempat dan lingkungan di sekitarnya.
Teori komunikasi: "Konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia”. Meliputi: produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang yang terjadi dalam kehidupan manusia.Penjelasan dalam Teori dalam teori tidak hanya menyangkut penyebutan nama dan pendefinisian variabel-variabel, tetapi juga mengidentifikasi keberaturan hubungan di antara variabel.
Littlejohn (1987): Penjelasan dalam teori berdasarkan pada "prinsip keperluan" (the principle of necessity), yakni suatu penjelasan yang menerangkan variable-variabel apa yang kemungkinan diperlukan untuk menghasilkan sesuatu. Contoh : untuk menghasilkan x, barangkali diperlukan adanya y dan z.Littlejohn "Prinsip keperluan"
1. Causal necessity (keperluan kausal)
2. Practical necessity (keperluan praktis), dan
3. Logical necessity (keperluan logis).

Keperluan kausal berdasarkan asas hubungan
sebab-akibat. Umpamanya, karena ada y dan z maka terjadi x. Keperluan praktis menunjuk pada kondisi hubungan tindakan-konsekuensi.
Kalau menurut prinsip keperluan kausal x terjadi karena y dan z, maka menurut prinsip penjelasan keperluan praktis y dan z memang bertujuan untuk, atau praktis akan menghasilkan x. Prinsip yang ketiga ”prinsip keperluan logis) berdasarkan pada azas konsistensi logis. Artinya, y dan z secara konsisten dan logis akan selalu menghasilkan x.

Sifat, Tujuan dan Fungsi Teori
Abraham Kaplan (1964):
Teori bukan semata untuk menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta merepresentasikan fakta tersebut. Suatu teori harus sesuai dengan dunia ciptaan Tuhan, dalam arti dunia yang sesuai dengan ciri yang dimilikinya sendiri. Dengan demikian teori yang baik adalah teori yang sesuai dengan realitas kehidupan. Teori yang baik adalah teori yang konseptualisasi dan penjelasannya didukung oleh fakta serta dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Apabila konsep dan penjelasan teori tidak sesuai dengan realitas, maka keberlakuannya diragukan dan teori demikian tergolong teori semu.

Fungsi Teori menurut Littlejohn:
1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan
2. Memfokuskan
3. Menjelaskan
4. Mengamati
5. Membuat prediksi
6. Heuristik
7. Komunikasi
8. Kontrol/mengawasi
9. Generatif
 
Mengorganisasikan dan menyimpulkan: Dalam mengamati realitas kita tidak boleh melakukannya secara sepotong-potong. Kita perlu mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan dunia. Pola-pola dan hubungan-hubungan harus dapat dicari dan ditemukan. Pengetahuan kita tentang pola-pola dan hubungan-hubungan ini kemudian diorganisasikan dan disimpulkan. Hasilnya (berupa teori) akan dapat dipakai sebagai rujukan atau dasar bagi upaya-upaya studi berikutnya. 

Memfokuskan: Hal-hal atau aspek-aspek dari suatu objek yang diamati harus jelas fokusnya. Teori pada dasarnya hanya menjelaskan tentang suatu hal, bukan banyak hal. 

Menjelaskan: Teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya. Penjelasan ini tidak hanya berguna untuk memahami pola-pola, hubungan-hubungan, tetapi juga untuk mengintreprestasikan peristiwa-peristiwa tertentu.
Pengamatan: Menunjukkan bahwa teori tidak saja menjelaskan tentang apa yang sebaiknya diamati tetapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya. Oleh karena itulah teori yang baik adalah teori yang berisikan konsep-konsep operasional. Konsep operasional ini penting karena bisa dijadikan sebagai patokan untuk mengamati hal-hal rinci yang berkaitan dengan elaborasi teori. 

Prediksi: Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercerminkan dalam kehidupan di masa sekarang. Fungsi prediksi ini terutama sekali penting bagi bidang-bidang kajian komunikasi terapan seperti persuasi dan perubahan sikap, komunikasi dalam organisasi, dinamika kelompok kecil, periklanan, ”public relations”, dan media massa. 

Heuristik atau heurisme: Aksioma umum menyebutkan bahwa teori yang baik adalah teori yang mampu merangsang penelitian. Ini berarti bahwa teori yang diciptakan dapat merangsang timbulnya upaya-upaya penelitian selanjutnya. Hal ini dapat terjadi apabila konsep-konsep dan penjelasan-penjelasan teori cukup jelas dan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 

Komunikasi: Teori seharusnya tidak menjadi monopoli si penciptanya. Teori harus dipublikasikan, didiskusikan, dan terbuka terhadap kritikan-kritikan. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya penyempurnaan teori akan dapat dilakukan. 

Normatif: Asumsi-asumsi teori dapat kemudian berkembang menjadi norma-norma atau nilai-nilai yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, teori dapat berfungsi sebagai sarana pengendali atau pengontrol tingkah laku kehidupan manusia. 

Generatif: Fungsi ini terutama sekali menonjol dikalangan pendukung tradisi/aliran pendekatan interpretatif dan teori kritis. Menurut pandangan aliran ini, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural, serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru.
Pengembangan TeoriProses pengembangan atau pembentukkan teori umumnya mengikuti model pendekatan eksperimental yang lazim dipergunakan dalam ilmu pengetahuan alam. Menurut pendekatan ini, biasa disebut ”hypothetic-deductive method” (metode hipotesis-deduktif), proses pengembangan teori melibatkan empat tahap sebagai berikut :
  • Developing questions (mengembangkan pertanyaan)
  • Forming hypothesis (membentuk hipotesis)
  • Testing the hypotheses (menguji hipotesis)
  • Formulating theory (memformulasikan teori)
Proses dari keempat tahap pengembangan teori ini, sebagaimana dijelaskan oleh Littlejohn, adalah sebagai berikut :


  • Asumsi-asumsi teori dideduksi menjadi hipotesis.
  • Hipotesis ini dirinci lagi kedalam konsep-konsep operasional yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk pengamatan atau observasi.
  • Berdasarkan hasil-hasil temuan pengamatan yang dilakukan melalui metode dan pengukuran tertentu kemudian dibuat generalisasi-generalisasi.
  • Dari generalisasi-generalisasi ini akhirnya diinduksi menjadi teori

Patokan/tolak ukur dalam mengevaluasi kesahihan teori.
Pertama adalah ”cakupan teoritis” (theoretical scope). Yang jadi persoalan pokok disini adalah apakah suatu teori yang dibangun memiliki prinsip ”generality” atau keberlakuan umum.
Kedua adalah ”kesesuaian” (appropriateness), yakni apakah isi teori sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan-permasalahan teoritis yang diteliti.
Ketiga adalah ”Heuristic”. Yang dipertanyakan adalah apakah suatu teori yang dibentuk punya potensi untuk menghasilkan penelitian atau teori-teori lainnya yang berkaitan.
Keempat adalah validitas atau konsistensi internal dan eksternal. Konsistensi internal mempersoalkan apakah konsep dan penjelasan teori konsisten dengan pengamatan. Sementara itu, konsistensi eksternal mempertanyakan apakah teori yang dibentuk didukung oleh teori-teori lainnya yang telah ada.
Kelima adalah kesederhanaan. Inti pemikirannya adalah bahwa teori yang baik adalah teori yang berisikan penjelasan-penjelasan yang sederhana.


Komponen Konseptual dan Jenis-jenis Teori Komunikasi
Ilmu pengetahuan sosial bersifat multidisipliner, definisi-definisi mengenai komunikasi yang diberikan para ahli pun sangat beragam. Masing-masing punya penekanan arti, cakupan, dan konteksnya yang berbeda satu sama lainnya. Frank E.X. Dance (1976), seorang sarjana Amerika yang menekuni bidang komunikasi, menginventarisasi 126 definisi komunikasi yang berbeda-beda satu sama lainnya.

Dari definisi-definisi ini ia menemukan adanya 15 komponen konseptual pokok. Berikut adalah gambaran mengenai kelima belas komponen tersebut disertai dengan contoh-contoh definisinya :

1. Simbol-simbol/verbal/ujaran
”Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal” (Hoben,1954).

2. Pengertian atau pemahaman
”Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku”, (Anderson, 1959).

3. Interaksi/hubungan/proses sosial
”Interaksi, juga dalam tingkatan biologis, adalah salah satu perwujudan komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi” (Mead,1963).

4. Pengurangan rasa ketidakpastian
”Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketikpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego” (Barnlund, 1964).

5. Proses
”Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain” (Berelson dan Steiner, 1964).

6. Pengalihan/penyampaian/pertukaran
”Penggunaan kata komunikasi tampaknya menunjukkan kepada adanya sesuatu yang dialihkan dari suatu benda atau orang ke benda atau orang lainnya. Kata komunikasi kadang-kadang menunjukkan kepada pa yang dialihkan, alat apa yang dipakai sebagai saluran pengalihan atau menunjuk kepada keseluruhan proses upaya pengalihan. Dalam banyak kasus, apa yang dialihkan itu kemudian menjadi milik atau bagian bersama. Oleh karena itu komunikasi juga menuntut adanya partisipasi” (Ayer,1955).

7. Menghubungkan/menggabungkan
”Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dalam kehidupan dengan bagian lainnya” (Ruesch, 1957).

8. Kebersamaan
”Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih” (Gode, 1959).

9. Saluran/alat/jalur
”Komunikasi adalah alat pengiriman pesan-pesan kemiliteran perintah/order dan lain-lain seperti telegraf, telepon, radio, kurir dan lain-lain” (American College Dictionary).

10. Replikasi memori
”Komunikasi adalah proses yang mengarahkan perhatian seseorang dengan tujuan mereplikasi memori” (Cartier dan Harwood,1953).

11. Tanggapan diskriminatif
”Komunikasi adalah tanggapan diskriminatif dari suatu organisme terhadap suatu stimulus” (Stevens,1950).

12. Stimuli
”Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi yang berisikan stimuli diskriminatif, dari suatu sumber terhadap penerima” (Newcomb,1966)

13. Tujuan/kesengajaan
”Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima” (Miller, 1966).

14. Waktu/situasi
”Proses komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu keseluruhan struktur situasi ke situasi yang lain sesuai pola yang diinginkan” (Sondel,1956).

15. Kekuasaan/kekuatan
”Komunikasi adalah suatu mekanisme yang menimbulkan kekuatan/kekuasaan”(Schacter,1951).

Kelima belas komponen konseptual tersebut di atas merupakan kerangka acuan yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menganalisis fenomena peristiwa komunikasi. Komponen-komponen tersebut, baik secara tersendiri, secara gabungan (kombinasi dari beberapa komponen) ataupun secara keseluruhan, dapat dijadikan sebagai fokus perhatian dalam penelitian.



Jenis-jenis Teori Komunikasi
Littlejohn (1989), berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatannya, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam dua kelompok.
  • Kelompok pertama disebut kelompok ”teori-teori umum” (general theorities)
  • Kelompok kedua adalah kelompok ”teori-teori konseptual” (contextual theorities)

Ada empat jenis teori yang diklasifikasikan masuk ke dalam kelompok teori-teori umum :
  • Teori-teori fungsional dan struktural
  • Teori-teori ”behavioral” dan ”cognitive”
  • Teori-teori konvensional dan interaksional
  • Teori-teori kritis dan interpretif.

Sementara kelompok teori-teori kontekstual terdiri dari teori-teori tentang :
  • Komunikasi antarpribadi
  • Komunikasi kelompok
  • Komunikasi organisasi
  • Komunikasi massa

Teori-teori Umum
1. Teori-teori Fungsional dan Struktural
Ciri dari jenis teori ini (meskipun istilah fungsional dan struktural barangkali tidak tepat) adalah adanya kepercayaan atau pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur yang berada diluar diri pengamat. Menurut pandangan ini, seorang pengamat adalah bagian dari struktur. Oleh karena itu cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur yang berada di luar dirinya.

Meskipun pendekatan fungsional dan struktural ini seringkali dikombinasikan, namun masing-masing mempunyai titik penekanan yang berbeda. Pendekatan strukturalisme yang berasal dari linguistik, menekankan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahasa dan sistem sosial. Pendekatan fungsionalisme yang berasal dari biologi, menekankan pengkajiannya tentang cara-cara mengorganisasikan dan mempertahankan sistem. Apabila ditelaah kedua pendekatan ini sama-sama mempunyai penekannan yang sama yakni tentang sistem sebagai struktur yang berfungsi.

Kedua pendekatan ini juga memiliki beberapa persamaan karakteristik sebagai berikut :

1. Baik pendekatan strukturalisme ataupun pendekatan fungsionalisme, dua-duanya sama-sama lebih mementingkan ”synchrony”(stabilitas dalam kurun waktu tertentu) dari pada ”diachrony” (perubahan dalam kurun waktu tertentu).

2. Kedua pendekatan sama-sama mempunyai kecenderungan memusatkan perhatiannya pada ”akibat-akibat yang tidak diinginkan” (unintended consequences) daripada pada hasil-hasil yang sesuia tujuan. Kalangan strukturalisme tidak mempunyai konsep-konsep ”subjektivitas” dan ”kesadaran”. Bagi mereka yang diamati terutama sekali adalah faktor-faktor yang berada di luar kontrol dan kesadaran manusia.

3. Kedua pendekatan sama-sama punya kepercayaan bahwa realitas itu pada dasarnya objektif dan ”independen” (bebas). Oleh karena itu pengetahuan, menurut pandangan ini, dapat ditemukan melalui metode pengamatan (observasi) empiris yang cermat.

4. Pendekatan strukturalisme dan fungsionalisme juga sama-sama bersifat dualistis, karena kedua-duanya memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran-pemikiran dan objek-objek yang disimbolkan dalam komunikasi. Menurut pandangan ini, dunia ini hadir karena dirinya sendiri sementara bahasa hanyalah alat untuk mempresentasikan apa yang telah ada.

5. Kedua pendekatan juga sama-sama memgang prinsip ”the correspondence theory of truth” (teori kebenaran yang sesuai). Menurut teori ini bahasa harus sesuai dengan realitas. Simbol-simbol harus mempresentasikan sesuatu secara akurat.



2. Teori-teori ”Behavioral” dan ”Cognitive”
Sebagaimana halnya dengan teori-teori strukturalis dan fungsional, teori-teori behavioral dan kognitif juga merupakan gabungan dari dua tradisi yang berbeda. Asumsinya tentang hakikat dan cara menemukan pengetahuan juga sama dengan aliran strukturalis dan fungsional. Perbedaan utama antara aliran behavioral dan kognitif dengan aliran strukturalis dan fungsional hanyalah terletak pada fokus pengamatan serta sejarahnya. Teori-teori strukturalis dan fungsional yang berkembang dari sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya cenderung memusatkan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur sosial dan budaya. Sementara teori-teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan pengamatannya pada diri manusia secara individual. Salah satu konsep pemikirannya yang terkenal adalah tentang model ”S-R” (stimulus-respon) yang menggambarkan proses informasi antara ”stimulus”(rangsangan) dan ”response” (tanggapan.

Teori-teori ”behavioral dan cognitive” juga mengutamakan ”variabel-analytic” (analisis variabel). Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya mengidentifikasikan variabel-variabel kognitif yang dianggap penting, serta mencari hubungan korelasi diantara variabel. Analisis ini juga menguraikan tentang cara-cara bagaimana variabel-variabel proses kognitif dan informasi menyebabkan atau menghasilkan tingkah laku tertentu.

Komunikasi, menurut pandangan teori ini, dianggap sebagai manifestasi dari tingkahlaku, proses berpikir, dan fungsi ”bio-neural” dari individu. Oleh karenanya, variabel-variabel penentu yang memegang peranan penting terhadap sarana kognisi seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol dan kesadaran orang tersebut.


3. Teori-teori Konvensional dan Interaksional
Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Kommunikasi, menurut teori ini, dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society). Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan ”interaksionisme simbolis” (smbolic interactionisme) sosiologi dan filsafat bahasa ordiner. Bagi kalangan pendukung teori-teori ini, pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.

Berbeda dengan teori-teori strukturalis yang memandang struktur sosial sebagai penentu, teori-teori interaksional dan konvensional melihat struktur sosial sebagai p[roduk dari interaksi. Fokus pengamatan teori-teori ini tidak terhadap struktur tetapi tentang bagaimana bahasa dipergunakan untuk membentuk struktur sosial, serta bagaimana bahasa dan simbol-simbol lainnya direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaannya. Makna, menurut pandangan kelompok teori ini, tidak merupakan suatu kesatuan objektif yang ditransfer melalui komunikasi, tetapi muncul dari dan diciptakan melalui interaksi. Dengan kata lain, makna merupakan produk dari interaksi.

Menurut teori-teori interaksional dan konvensional, makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karena itu, makna dapat berubah dari waktu ke waktu, dari konteks ke konteks serta dari satu kelompok sosial ke kelompok lainnya. Dengan demikian sifat objektivitas ndari makna adalah relatif dan temporer.


4. Teori-teori Kritis dan Interpretif
Kelompok teori yang keempat adalah kelompok teori-teori kritis dan interpretif. Gagasan-gagasannya banyak berasal dari berbagai tradisi seperti sosiologi interpretif, pemikiran Max Weber, phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran ”Frankfurt school”, serta berbagai pendekatan tekstual seperti teori-teori retorika, ”biblical” dan kesusasteraan. Pendekatan kelompok teori ini terutama sekali populer di negara-negara Eropa.

Meskipun ada beberapa perbedaan di antara teori-teori yang termasuk dalam kelompok ini, namun terdapat dua karakteristik umum. Pertama, penekanan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual. Kedua, makana atau ”meaning” merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai ”meaning centered” atau dasar pemahaman makna. Dengan memahami makna dari suatu pengalaman, seseorang akan menjadi sadar akan kehidupan dirinya. Dalam hal ini bahasa menjadi konsep sentral karena bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia.

Disamping persamaan umum, juga terdapat perbedaan yang mendasar antara teori-teori interpretif dan teori-teori kritis dalam hal pendekatannya. Pendekatan teori interpretif cenderung menghindarkan sifat-sifat preskriptif dan keputusan-keputusan absolut tentang fenomena yang diamati. Pengamatan (observations) menurut teori interpretif, hanyalah sesuatu yang bersifat tentatif dan relatif. Sementara teori-teori kritis (critical theories) lazimnya cenderung menggunakan keputusan-keputusan yang absolut, preskriptif dan juga politis sifatnya.



Teori-teori Kontekstual
Berdasarkan konteks atau tingkatan analisisnya, teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam lima konteks atau tingkatan sebagai berikut:
  • Intrapersonal comunicattion (komunikasi intra-pribadi
  • Interpersonal comunicattion (komunikasi antar pribadi)
  • Group comunicattion (komunikasi kelompok)
  • Organizational communication (komunikasi organisasi)
  • Mass communication (komunikasi masa)
Intrapersonal comunication adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang jadi pusat perhatian di sini adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya. Teori-teori komunikasi intra pribadi umumnya membahas mengenai proses pemahaman, ingatan, dan interprestasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap melalui pancaindera.

Interpersonal comunicattion (komunikasi antar pribadi) adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Teori-teori komunikasi antarpribadi umumnya memfokuskan pengamatannya pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan, percakan, interaksi, dan karakteristik komunikator.

Group comunicattion (komunikasi kelompok) memfokuskan pembahasannya pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Teori-teori antar kelompok antara lain membahas tentang dinamika kelompok, efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.

Organizational communication (komunikasi organisasi) menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal, serta bentuk bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasan teori-teori komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dab fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, serta kebudayaan organisasi.

Mass communication (komunikasi masa) adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi intra pribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi. Teori-teori komunikasi massa umumnya memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antar media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.

PUBLIC SPEAKING

Menjadi Public Speaker yang Baik.


   Penting bagi kita untuk mempunyai kemampuan untuk berbicara di depan umur atau yang biasa disebut sebagai public speaking. Dengan modal percaya tinggi kita bisa sukses sebagai public speaker yang handal, tetapi bukan berarti orang yang pemalu tidak bisa menjadi public speaker, kemampuan berbicara di depan umum bisa diasah. Langkah pertama berlatih untuk menjadi public speaker yang baik adalah berlatihlah berbicara di depan cermin. Bagi yang belum mampu berbicara dengan baik, anda bisa berlatih melihat anda di cermin, dengan berlatih di cermin anda juga dapat mengoreksi diri anda. Cara kedua adalah berlatih untuk presentasi. Dengan melakukan presentasi seperti di sekolah, kuliah, dan di kantor, dengan memberikan presentasi atau menjawab pertanyaan, itu sudah melatih anda berbicara di depan umum. Saat presentasi berlangsung, kemampuan bicara menjadi perhatian utama. Karena, dalam presentasi, kesiapan materi hanya memegang 20% faktor kesuksesan, yang 80% adalah kemampuan public speaking.
   Cara ketiga anda bisa berbicara sendiri saat berjalan, duduk, membaca, secara tidak langsung itu semua bisa membantu kemampuan berbicara anda, dan mengatur intonasi suara anda. Anda sendiri bisa membedakan mana suara yang lebih enak di di dengar saat orang lain sedang berbicara. Sebelum menjadi seorang Public Speaking, Anda harus mempelajari terlebih dahulu seluk-beluk hal yang harus anda bahas nantinya. Dan jangan berbicara menurut pemikiran dari sisi anda. Sebaiknya berfikir jugalah dari sudut pandang para pendengar. Hal tersebut akan membuat Anda semakin berbaur kepada para pendengar. Detik-detik sebelum acara di mulai, anda terserang rasa grogi akut? Sampai sampai ingin mati rasanya? Terlebih lagi jantung anda tak henti-hentinya berdebar dengan kencang. Ikuti solusi singkat ini! Ambilah nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan. Lakukanlah beberapa kali. Berpenampilan lah dengan sebaik mungkin, namun jangan berlebihan. Bukan hanya dari pakaian yang sedang anda kenakan, tapi juga dilihat dari cara berjalan anda, gerak gerik, hingga cara anda bertutur kata.
   Update terus pengetahuan anda, bukan hanya bidang yang anda kuasai saja, tapi sebaiknya seluruh bidang. Dengan begitu wawasan anda pun semakin luas. Dan bias menjadi bahan pembicaraan bagus untuk di kaitkan dalam bahan bicara anda. Pelajarilah lima teknik berikut sebagai pedoman langkah awal Anda menjadi public speaking.
1. Konsep
Tentukan apa yang ingin Anda sampaikan. Apa yang akan Anda lakukan dan bagaimana Anda melakukannya, tuangkanlah dalam konsep. Konsep seperti script yang Anda siapkan sebagai bahan untuk dibicarakan. Tentu dengan kalkulasi bagaimana membuat apa yang akan Anda bicarakan bisa menimbulkan kesan luar biasa bagi audiens.
2. Eksplorasi
Jelajahilah apa yang dapat mendukung konsep Anda. Bisa berupa riset kecil-kecilan, keterkaitan konsep dengan berita-berita aktual atau kesesuaian tema secara spesifik kepada audiens. Disini, konsep dijadikan sebagai induk dari segala informasi. Kemudian hasil analisis eksplorasi untuk menguatkan konsep dan menjadikan penyampaian semakin luar biasa.
3. Persiapan
Hal-hal teknis maupun non teknis perlu Anda persiapkan. Hal teknis contohnya lokasi tempat bicara, peralatan yang menunjang konsep yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya. Latihan termasuk bagian dari persiapan, karena beda orang profesional dan amatir biasanya bisa dilihat dari seberapa intens latihannya. Persiapan non teknis berhubungan dengan antisipasi terhadap hal-hal yang tak terduga, misal kecenderungan terlambat, jatah waktu yang tak sesuai atau malah urutan pembicara yang bisa jadi menyampaikan tema yang mirip. Pastikan segala persiapan benar-benar sesuai dengan konsep Anda.
4. Action
Saatnya Anda beraksi. Ukurlah durasi, melakukan 5 menit pertama yang memukau dan tentu saja menjelaskan slide dan bukan dijelaskan slide (ini kalau melakukan presentasi dengan komputer). Action juga berhubungan dengan interaksi dengan audiens, menyikapi pertanyaan dan tentu saja melakukan closing yang dahsyat. Gabungan konsep, eksplorasi dan persiapan berhubungan erat dengan hasil action ini. Apa yang akan Anda lakukan selama speaking, tentu harus sudah dikonsep dan (jika bisa) dituangkan dalam bentuk tertulis atau ringkasan. Materi bisa disampaikan secara empati dan tepat sasaran bila Anda mengeksplorasi tentang siapa yang menjadi audiens.
5. Penyelesaian masalah
Selama durasi bicara, mungkin saja kesalahan terjadi. Baik itu kesalahan teknis, karena peralatan tak sesuai standar, atau informasi tentang audiens yang tak akurat, atau malah materi yang tak sesuai dengan permintaan dari audiens. Anda harus memiliki kemampuan untuk bisa melakukan antisipasi yang terencana. Nervous sebelum 'manggung' juga perlu diantisipasi. Baik diri sendiri maupun orang lain, pemecahan masalah merupakan akumulasi dari pengalaman.


TIPS DAN TRIK PUBLIC SPEAKING

Anda tentunya mengetahui bahwa komunikasi selalu Anda lakukan setiap waktu, baik itu secara verbal maupun non verbal. Cara berkomunikasi yang salah akan berdampak buruk pada Anda, Cara-cara komunikasi sendiri berhubungan dengan bahasa tubuh (body language), gaya bicara dan bahasa verbal. Masyarakat sendiri di Indonesia tidak banyak memahami hal tersebut. Kemampuan komunikasi mutlak Anda kuasai diberbagai tempat, karena cara berkomunikasinya jelas berbeda baik di kantor, keluarga, organisasi dll.
Training Indonesia sebagai lembaga pelatihan komunikasi di Indonesia begitu paham bahwa kemampuan Public Speaking adalah penting bagi kesuksesan Anda. Salah satunya adalah bagaimana Anda dapat memiliki teknik berbicara yang mempengaruhi (Persuade Public Speaking). Persuasi sendiri adalah komunikasi yang sengaja dirancang dan dilakukan untuk mempengaruhi orang lain (audience) sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Ilmu Persuade Public Speaking ini sangat diperlukan oleh berbagai kalangan, khususnya adalah MC, Public Speaker dan Presenter, sehingga mereka memiliki komunikasi yang sangat efektif dalam melakukan fungsi public speaking.
Beberapa hal yang patut Anda pahami dalam mempengaruhi audience adalah :

1. Selalu berpikir kreatif
2. Memahami Personality Manusia
3. Memahami Sensorik Manusia
4. Mengerti Brainwave Manusia
5. Bersih diri, menerima dan terbuka.

Salah satu tips instant yang bisa Anda lakukan agar Anda menjadi Public Speaker yang mempengaruhi Audiens adalah Mulailah dengan tersenyum, Dapatkan keajaiban komunikasi dengan sebisa mungkin mendahulukan pujian tulus sebelum Anda mengkritik seseorang.
Sukses sebagai melakukan public speaking bisa Anda dapatkan dengan mengetahui rahasia-rahasi bagaimana menjadi Public Speaker, Diantaranya adalah mengetahui rahasia public speaking, yaitu keselarasan 3 elemen komunikasi / public speaking : VISUAL, VERBAL dan VOKAL. Keselarasan 3 elemen komunikasi / public speaking dapat menghantarkan Anda ketujuan Public Speaking yaitu : menginformasikan, mempengaruhi dan menghibur, sehingga dapat memuaskan Audience.

TEORI ILMU KOMUNIKASI

Teori komunikasi

proses terjadinya komunikasi
 
Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang hendak dibuat. Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori komunikasi akan dibuat.[1] T
erdapat dua aspek utama yang dilihat secara tidak langsung dalam bidang ini sebagai satu bidang pengkajian yang baru. Aspek pertama ialah perkembangan dari beberapa sudut atau kejaidian seperti teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia. Teknologi komunikasi contohnya radio, televisi, telefon, setelit, rangkaian komputer telah menghasilkan ide untuk mengetahui apakah kesan perkembangan teknologi komunikasi terhadap individu, masyarakat dan penduduk disebuah negara. 
Perkembangan politik dunia, memperlihatkah bagaimana kesan politik terhadap publik sehingga menimbulkan propaganda dan pendapat umum. Seterusnya perkembangan perindustrian seperti perminyakan dan perkapalan menuntut betapa perlunya komunikasi yang berkesan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas agar mencapai maksud atau tujuan organisasi tersebut. 
Aspek kedua ialah dari sudut kajian di mana para pelajar berminat untuk mengkaji bidang-bidang yang berkaitan dengan komunikasi seperti mereka yang dari bidang psikologi sosial mengkaji penggunaan teknologi baru terhadap kesan tayangan animasi kepada anak-anak , propaganda dan dinamik kelompok. penjelasan atas politik dunia seperti menganalisa propaganda Nazi yang mampu mempengaruhi pendengar sehingga mereka patuh dan bersatu. 
Selanjutnya kajian awal penyelidik atas perindustrian yang pada separuh abad ke-20 tertuju kepada memenuhi keinginan sektor pemasaran untuk mengetahui komunikasi dengan lebih dekat setelah pengiklanan menunjukan kepentingannya. 
Oleh karena itu, bidang komunikasi mengambil langkah dan maju kedepan setelah berlakunya pengembangan dari sudut teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia serta kajian-kajian yang telah dilakukan. Sehingga bidang komunikasi menjadi bidang pengkajian yang baru dan mula diminati oleh banyak orang. Namun, bidang yang menjadi asas kepada bidang komunikasi ialah bidang-bidang sains sosial seperti sosiologi, pendidikan, psikologi sosial, pengurusan, antropologi dan psikologi.

Pengertian ilmu komunikasi

Pengertian mengenai ilmu komunikasi, pada dasarnya mempunyai ciri yang sama dengan pengertian ilmu secara umum. Yang membedakan adalah objek kajiannya, di mana perhatian dan telah difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia.mengenai hal itu Berger & Chafee (1987) menyatakan bahwa Ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini adalah sama makna. definisi yang dikumpulkan oleh Dance (1970), akhirnya Stappers berhasil membuat enam kategori dari multi makna definisi komunikasi, sebagaimana dikutip oleh Djajusman (1985, 14-15) sebagai berikut:
Aktivitas dari suatu pihak.Rumusannya antara lain: “Communication is the discriminatory of an organism to a stimulus” (Stevens, 1950) Aktivitas datang dari pihak lain: mempengaruhi. Rumusannya antara lain: “The process by which an individual (the communicator) “transmits” stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals” (Hovland, 1948) Hubungan adalah central. antara lain: “Communication is essentially relationship set up by the transmission of stimuli and the evocations of response” (Cherrey, 1964) Hasil adalah yang utama: “sharing” atau pemilikan. antara lain: “It is a process that makes common to or several what was the monopoly of one or some” (Gode, 1959) Transmisi informasi. antara lain: “Communication is an information transformation process which originates at a mind and ends at a minds” (Toda, 1967) Penggunaan lambang. Rumusannya antara lain: “To designate interaction by means of signs and symbols” (Cullen, 1939)

Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
  • Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
  • Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: mengubah pesan abstrak menjadi konkret.
  • Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
  • Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
  • Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
  • Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
  • Penginterpretasian, pada ahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.

Jenis-jenis komunikasi

Komunikasi lisan

komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.

Komunikasi tulisan

komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima.Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya.
komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku. dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.